Don't Miss it...!!!

Down abizzz...

created by : Fahmie eL-Hamidi

Terlintas bayangan yang tampak tdk beraturan.kenangan indah dan pahit saling membahu berusaha menggali air mata ku.
Awan kesedihan menutupi keceriaan,senyum yg mengembang kini menghilang terkulum oleh luka yg dalam.

Teriakan kian membahana, terdengar suara yg memintaku untk tetap membiarkn dia hidup,hadir dlam tiap langkah perjalanan mu.
"mengapa tak kau dengar suara hati ku?" Andai kau tahu, suara ini bergetar dan air mata pun bercucuran, saat ku melihat ia tampak dalam lembar kehidupan mu.

Kejujuran mu sanggup membelanya dihadapan ku.
Tapi kesabran ku,tak mampu mengembalikan keindahan yang pernah kita miliki..

Sesungguhnya...
Hanya ketenangn yang ingin ku temui, tapi kafilah-kafilah hitam berlalu lalang menghalangi pencarian ku.
Benang- benang kelabu menghapus terangnya asa ku. Sahara cinta yg luas, hanya sebatas impian, yang akan terus melahirkan harapan tuk jadi kenyataan.

created by: Nevy

sadar ku...!!!

created by : Fahmie eL-Hamidi

akhirnya...
ku sadar dari semuanya...

terlalu lama ku terbaring diatas kasur
kini saatnya ku bangkit dari tidur
terlalu sakit hatiku untuk mengenang semuanya
kini saatnya ku mencoba tuk melupakannya

hari kemarin hanyalah sebuah kenangan
hari ini adalah sebuah kenyataan
dan hari esok adalah sebuah harapan

ku harus bisa melakukan yang terbaik pada hari ini
untuk menggapai hari esok yang lebih cemerlang
semuanya sudah terlanjur terjadi
maka tidak sepatutnya ku terus melihat ke belakang

kini saatnya ku merenungkan cita-cita,angan dan impian masa laluku
setiap perjalanan hidup memang penuh kenangan
ku harus bisa berpikir positif
karena setiap kesusahan pasti ada akhirnya

created by: Khe_MaL

created by : Fahmie eL-Hamidi


Joana Francis adalah seorang penulis dan wartawan asal AS. Dalam situs Crescent and the Cross, perempuan yang menganut agama Kristen itu menuliskan ungkapan hatinya tentang kekagumannya pada perempuan-perempuan Muslim di Libanon saat negara itu diserang oleh Israel dalam perang tahun 2006 lalu.

Apa yang ditulis Francis, meski ditujukan pada para Muslimah di Libanon, bisa menjadi cermin dan semangat bagi para Muslimah dimanapun untuk bangga akan identitasnya menjadi seorang perempuan Muslim, apalagi di tengah kehidupan modern dan derasnya pengaruh budaya Barat yang bisa melemahkan keyakinan dan keteguhan seorang Muslimah untuk tetap mengikuti cara-cara hidup yang diajarkan Islam.

Karena di luar sana, banyak kaum perempuan lain yang iri melihat kehidupan dan kepribadian para perempuan Muslim yang masih teguh memegang ajaran-ajaran agamanya. Inilah ungkapan kekaguman Francis sekaligus pesan yang disampaikannya untuk perempuan-perempuan Muslim dalam tulisannya bertajuk "Kepada Saudariku Para Muslimah";

Ditengah serangan Israel ke Libanon dan "perang melawan teror" yang dipropagandakan Zionis, dunia Islam kini menjadi pusat perhatian di setiap rumah di AS.

Aku menyaksikan pembantaian, kematian dan kehancuran yang menimpa rakyat Libanon, tapi aku juga melihat sesuatu yang lain; Aku melihat kalian (para muslimah). Aku menyaksikan perempuan-perempuan yang membawa bayi atau anak-anak yang mengelilingin mereka. Aku menyaksikan bahwa meski mereka mengenakan pakaian yang sederhana, kecantikan mereka tetap terpancar dan kecantikan itu bukan sekedar kecantikan fisik semata.

Aku merasakan sesuatu yang aneh dalam diriku; aku merasa iri. Aku merasa gundah melihat kengerian dan kejahatan perang yang dialami rakyat Libanon, mereka menjadi target musuh bersama kita. Tapi aku tidak bisa memungkiri kekagumanku melihat ketegaran, kecantikan, kesopanan dan yang paling penting kebahagian yang tetap terpancar dari wajah kalian.

Kelihatannya aneh, tapi itulah yang terjadi padaku, bahkan di tengah serangan bom yang terus menerus, kalian tetap terlihat lebih bahagia dari kami ( perempuan AS) di sini karena kalian menjalani kehidupan yang alamiah sebagai perempuan. Di Barat, kaum perempuan juga menjalami kehidupan seperti itu sampai era tahun 1960-an, lalu kami juga dibombardir dengan musuh yang sama. Hanya saja, kami tidak dibombardir dengan amunisi, tapi oleh tipu muslihat dan korupsi moral. (www.eramuslim.com)

Mengapa engkau tertipu dengan kehidupan dunia?

created by : Fahmie eL-Hamidi

Siapa orang yang disebut tertipu? Mereka yang tertipu itu, ialah yang tertipu dunia dengan kenikmatannya. Mereka lebih mengutamakan dunia atas akhirat, dan mereka lebih ridha dengannya daripada kehidupan akhirat. Mereka penganut paham hedonisme. Mereka kaum pemuja syahwat kenikmatan dunia.

Pernyataan-pernyataan mereka sangat rendah, dan mengatakan, “Dunia itu sifatnya tunai, dan kenikmatannya konkret, sementara akhirat itu belum ada sekarang. Sekarang yang tunai itu lebih bermanfaat daripada yang belum nampak, yaitu kehidupan di akhirat, serta adanya surga. Mereka yang mencintai kehidupan materi dan hedonis, lebih memilih yang sifatnya tunai, kehidupan dunia bagaikan mutiara yang indah, memberi kelezatan yang sangat nikmat, meyakinkan, sementara kehidupan akhirat itu masih meragukan. Mereka tidak ingin memilih kehidupan yang masih meragukan. Begitulah orang-orang yang telah masuk perangkap dan memilih kehidupan dunia.

Mereka yang memilih kehidupan itu, karena terkena rasukan dan bisikan setan yang paling dahsyat. Binatang ternak lebih cerdas daripada mereka. Binatang ternak bila takut dengan sesuatu yang membahayakan, mereka tidak akan berjalan ke depan, meskipun dipukul. Tetapi, bagi mereka yang hedonis dan penikmat dunia, itu mereka mengaku beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, serta pertemuan dengan-Nya, maka mereka itu manusia yang paling sengsara, karena mereka mengetahui. Dan, jika mereka tidak beriman dengan itu semua, menolak, serta tidak menerima (istijabah), maka mereka lebih jauh dari kebenaran.

Allah Azza Wa Jalla berfirman :

“Sesungguhnya makhluk bergerak yang bernyawa yang paling buruk dalam pandangan Allah ialah mereka yang tuli dan bisu (tidak mendengar dan memahami kebenaran) yaitu orang-orang yang tidak mengerti”. (Al-Anfal : 20)

Para penganut paham hedonis dan pemuja kenikmatan dunia itu, bila mereka menyatakan bahwa yang tunai itu lebih baik dibanding dengan yang tertunda (akhirat), maka jawabannya, adalah jika diantara yang tunai dan yang tertunda sama nilainya, maka yang tunai itu lebih baik. Namun, jika keduanya berbeda, yaitu yang tertunda lebih baik dan besar nilainya, maka yang tertunda lebih baik. Lantas bagaimana membandingkan antara dunia dan akhirat? Sementara, dunia itu hanya satu nafas dari nafas-nafas akhirat?

Rasulullah Shallahu Alaihi Wa Sallam bersabda :

“Perumpamaan dunia dengan akhirat adalah kalian mencelupkan jari kalian ke laut, kemudian diangkat, lihatlah dunia hanya air yang ada di jari tersebut”.

Hakekatnya, mengutamakan dunia, yang sifatnya tunai ini atas akhirat yang tertunda adalah tipuan, dan kebodohan yang besar bagi manusia. Perbandingan antara dunia beserta isinya dengan akhirat berapakah umur manusia? Berapa lama ia menikmati dunia, kemudian selanjutnya mereka akan menuai hasilnya di akhirat. Apakah orang yang berfikir dengan logis akan mendahulukan kenikmatan sekarang (di dunia) dalam waktu yang sangat singkat, mengharamkan diri mereka dari kebaikan di akhirat yang sifatnya kekal abadi? Sebaliknya mereka lebih memilih kenikmatan kecil dan sebentar untuk meninggalkan kenikmatan yang tak ternilai harganya di akhirat, yang tak ada akhirnya, dan tak terhitung jumlahnya?

Pernyataan sebagian diantara mereka, para penganut paham hedonis itu, “Saya tidak akan meninggalkan sesuatu yang meyakinkan menuju suatu yang meragukan”. Hanya ada dua asumsi dari pernyataan itu, bisa jadi mereka meragukan janji dan ancaman Allah, meragukan kebenaran Rasul-Rasul-Nya, maka renungkanlah ayat-ayat Allah yang Mahatinggi yang menunjukkan keberadaan-Nya, kekuasaan-Nya, kehendak-Nya, ke-Esaan-Nya, kebenaran para utusan-Nya yang mereka kepada manusia.
Allah Azza Wa Jalla berfirman :

“Wahai orang-orang yang beriman! Taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling dari-Nya, padahal kamu mendengar (perintah-perintah-Nya).” (al-Anfal : 20)

Tentu, barangsiapa mau merenung sejenak, di mana sejak janin, hingga menjadi manusia yang sempurna, maka manusia akan menyimpulkan bahwa yang mengatur demikian rupa, serta mengatur setiap tahapan yang dilalui dalam kehidupannya, tidak mungkin manusia melakukan semua itu, kemudian ditelantarkan dan ditinggalkan sia-sia. Tidak mungkin diibiarkan tanpa perintah, dilarang mengerjakan sesuatu, tidak diberitahu kepadanya hak-hak-Nya, tidak memberi balasan baik dan buruk. Barangsiapa yang merenungkan semua makhluk-Nya baik yang ia lihat atau yang tidak, ia akan menyimpulkan, semua adalah bukti ke-Esaan Tuhan, adanya kenabian, hari pembalasan, dan al-Qur’an adalah semua itu benar.

Allah berfirman :

“Maka Aku bersumpah dengan apa yang kamu iihat, dan dengan apa yang tidak kamu lihat, sesungguhnya Al-Qur’an itu adalah benar-benar wahyu (Allah yang diturunkan pada) Rasul yang mulia”. (Al-Haaqqah : 38-40).

Adanya eksistensi manusia merupakan bukti adanya Allah yang Maha Esa, bukti kebenaran Rasul-Nya, dan bukti ketetapan sifat-sifat-Nya yang sempurna. Termasuk adanya kehidupan akhirat, yang kekal dan abadi.

Adanya jaminan surga dan neraka. Manusia dapat memilihnya sesuai dengan keyakinan mereka. Manusia yang mencintai dunia dan kenikmatan materi, tak akan pernah dapat menerima kehidupan akhirat dan surga-Nya, yang sifatnya masih tertunda itu. Wallahu‘alam. (www.eramuslim.com)

Poligami? berkah atau musibah?

created by : Fahmie eL-Hamidi


Isu poligami selalu memicu reaksi keras dan menjadi isu meresahkan terutama di kalangan perempuan. Padahal diantara kita masih banyak yang bingung ketika dimintai tanggapan tentang gagasan poligami. Sebagian besar orang masih memandang keluarga poligami dengan stigma negatif, meski keluarga poligami itu adalah contoh keluarga poligami yang baik.

Keluarga dari perkawinan poligami sampai detik ini masih identik dengan stereotipe bahwa keluarga semacam itu tidak akan bisa hidup rukun, miskin dan tidak berpendidikan.

Mereka yang mendukung poligami bakal dicap sebagai orang yang mau enak sendiri, tidak berpendidikan, tidak beradab sehingga muncul keprihatinan bahwa kemungkinan ada pemahaman yang kurang benar dari kalangan yang pro dan kontra terhadap isu yang sensitif ini.

Akibatnya, banyak orang yang merasakan sangat sulit untuk mengakui dukungan mereka terhadap poligami atau bahkan mengakui keinginan mereka untuk memiliki isteri lagi dengan niat yang baik, karena takut dicap dengan label-label yang buruk.

Poligami seharusnya tidak menjadi momok yang menakutkan jika ada perencanaan yang konsisten dan sikap tegas untuk menolak kekuatan-kekuatan dari luar yang membawa pengaruh negatif pada kehidupan keluarga. Situasinya akan lebih baik jika tetap berpegang teguh dan mengikuti agenda yang stabil yang akan membawa jiwa dari dua individu terkait secara utuh.

Ada baiknya, kita tidak kehilangan arah untuk mengindetifikasi berbagai persoalan yang mungkin timbul akibat poligamim dan bahwa ada legalitas keagamaan untuk melakukan poligami dan di sisi lain ada kalangan lelaki yang sengaja menyalahgunakan hak yang diberikan ini. Beberapa persoalan yang mungkin timbul dalam kehidupan poligami;

-Ketidakpercayaan salah seorang isteri yang meyakini bahwa cinta tidak bisa dibagi-bagi.

-Rasa cemburu di antara para isteri yang kadang-kadang memicu munculnya sikap negatif terhadap anak-anak mereka.

-Kepala keluarga yang ingin poligami tapi ceroboh, tidak punya komitmen dan tanggung jawab yang kuat untuk mempertahankan keluarganya.

-Pengaruh dari luar, seperti teman dan penasehat yang berpihak akan makin memicu kesalahpahaman dalam keluarga.

Jika manusia bersikap realistis, hidup adalah serangkaian kejadian yang penuh pasang surut tapi selalu ada solusi jika terjadi tekanan-tekanan. Bagi mereka yang memilih hidup berpoligami, butuh perjuangan keras untuk membuat hidup mereka jadi mudah dan ujian kehidupan selayaknya dipandang sebagai sebuah tanggung jawab yang sangat penting.

Dengan demikian, seharusnya tidak ada alasan untuk selalu memandang negatif ide poligami. Bahkan jika kehidupan poligami itu tidak sejahtera. Karena tidak ada indikasi akurat untuk sebuah perkawinan yang sukses dan lebih jauh lagi untuk masalah keluarga yang baik-baik.

Di luar sana, banyak perkawinan tunggal yang juga bisa gagal, karena salah satu pasangan berkhianat atau akibat persoalan yang lebih serius lagi, seperti bersikap tidak jujur yang bisa menimbulkan penderitaan panjang.

Tidak adil jika mengutuk poligami tanpa terlebih dulu menilai ada apa dibalik poligami itu. Sebaliknya, mereka yang ingin berpoligami harus berpikir lebih bijak sehingga tidak merusak citra poligami dan menjadi contoh yang buruk kehidupan keluarga poligami.(www.eramuslim.com)